Kamis, 02 Juni 2016

Menuju Antariksa

Apa itu antariksa? Antariksa atau Outer Space adalah sebuah bagian dari alam semesta yang berada diluar atmosfer bumi. Karena berada diluar atmosfer bumi maka gravitasi tidak berlaku disana.
Dari yang ku baca di internet, di antariksa terdapat debu berukuran 0,001– 0,1 mm dengan kepadatan 1 gram per 500.000 km persegi berwarna gelap dan memantulkan cahaya matahari. Debu itu adalah zodiac.
Sudah cukup secuil pengetahuan tentang antariksa, yang ingin aku bahas kali ini adalah sebuah antariksa yang lain, antariksa yang menyimpan sebuah kisah yang hanya sementara dan semua berterbangan bebas disana. Ketidakberlakuannya gravitasi menyebabkan semua kisah itu sulit untuk di-setting supaya pergi. Kisah itu akan tetap disitu, tidak kemana-mana, menjadi sebuah gumpalan yang mungkin tidak akan hilang.
Oh tapi, antariksa terlalu jauh untuk aku raih, tempat itu jauh diatas sana, mungkin aku butuh waktu yang lama untuk sampai dan menginjakkan kaki disana.
Aku tidak ingin berandai-andai apalagi memaksakan untuk sampai kesana.
Walaupun jauh, tempat itu masih bisa aku lihat lewat bumi, meskipun kecil, dan gelap.
Jika suatu saat aku terdampar disana mungkin aku akan diam saja, menikmati keadaan antariksa, kehangatanya, diam dalam kegelapannya, menikmati zodiac zodiac dari debu-debu beterbangan.
Aku berharap saat ini aku bisa sampai disana, tetapi apa mau dikata, antariksa itu belum pantas untuk ku kunjungi. Mungkin di lain kesempatan dan di lain keadaan.
Hey antariksa, persiapkan tempat terbaikmu untuk aku kunjungi suatu saat nanti.
Sampai jumpa :)

Rabu, 18 Mei 2016

It's Our 8! #HalalinDongMoment

Saya bukan seseorang yang begitu tertarik dengan cinta, saya juga tidak peduli apa pentingnya sebuah cinta, cinta yang saya maksud adalah sebuah perasaan berbeda dari seseorang yang tidak sedarah dengan kita. Sebut saja, Kekasih. Apa itu kekasih? Awalnya saya berpikir bahwa seorang kekasih itu hanya teman, teman biasa, tidak perlu pusing-pusing untuk memikirkan sang kekasih itu. Dulu, menurut saya, kekasih tidak berarti lebih selain teman dekat. Hahaha, terdengar klise, ya? Tapi memang begitu, untuk saya. Membuang air mata kesedihan untuk seseorang yang hanya "teman dekat", itu Bodoh.

Tetapi....

Itu Dulu.

Sekarang, tepatnya 8 bulan yang lalu saya menemukan seseorang yang berbeda. Orang itu terlihat seperti, hhhmmm......tidak ada yang aneh dari orang itu, tapi saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri, ada yang aneh dari orang itu saat pertama saya melihatnya. Bukan, bukan karena fisiknya yang terbilang "Not Bad", apalagi untuk saya yang tidak peduli tentang itu, bukan juga karena finansial dan kendaraannya. Lalu apa? Yang pertama saya rasakan adalah bahwa saya melihat ada diri saya di dalam dirinya, itu suatu hal aneh untuk saya. "Ah, ini perasaan yang sama seperti sebelum-sebelumnya" Ucap saya dalam hati. Tapi, ketika orang itu pergi dari tempat saya berada, kenapa hati ini terasa sedih sekali? Padahal saya tidak tau dia itu siapa, orang seperti apa, dan tidak pernah ada hubungan sebelumnya. Cukup lucu.

Entah kenapa saya bisa memikirkan seseorang yang belum saya kenal itu disetiap ingin atau bangun tidur. Lucu sekali. Sehari setelahnya ketika saya baru bangun dan membuka mata, lalu memeriksa handphone pintar, ada sebuah chat masuk...."Keren juga profpict nya" BLAAARRR! Badan saya langsung terasa dingin, dan lucunya, bibir ini tersenyum sendiri. Pagi yang berbeda dari biasanya.


Tidak ada yang berbeda dengan perbincangan-perbincangan manusia biasanya, hanya saja saya merasa lebih kaku dan jaim. Waktu terus berjalan, kami memutuskan bertemu untuk yang kedua kalinya. Dengan perasaan bahagia saya menunggu kabar baik dari dia, janji bertemu jam 19.00, tapi hingga jam 20.00 tidak ada kabar baik yang saya tunggu. "Kalo sampe jam 20.30 dia gak hubungin gue, jangan harap gue mau ketemu dia lagi" Saya mulai underestimate. Tapi 3 menit kemudian dia menelfon, hahaha ternyata ucapan saya hangus. Dan malam itu hanya makan.

Cukup lama menjalani hubungan yang tidak jelas arahnya kemana, saya menuntut kejelasan walau awalnya tidak saya tunjukkan, mungkin dia juga merasa begitu. "Ini kalo gini-gini aja mending gue cabut deh, gak jelas, buang-buang waktu" Lagi-lagi underestimate saya muncul. Namun esoknya, ada sesuatu yang tidak saya duga terjadi pada saya. Singkatnya, kami sah menjadi sepasang Kekasih pada 18 September 2015!


Satu bulan Pertama,
Masih sibuk dengan diri sendiri, belum begitu peduli dengan pasangan masing-masing, saya-pun sibuk dengan urusan saya.

Memasuki Bulan Kedua,
Belum, ini juga masih biasa saja. Kita masih butuh waktu untuk saling mengenal, siapa saya dan siapa kamu. Namun kita menjalaninya dengan cukup baik.

Bulan Ketiga datang,
Mulai mengenal lebih dalam dan lebih jauh. Saya Berkata "Aku mau ke Bandung ah, kalo kamu gak mau ikut, aku sendiri aja ya" dengan nada menantang, dan akhirnya kami Piknik ke Bandung, berani sekali laki-laki ini menerima tantangan saya (Baca perjalanan saya ke Bandung di sini).

Bulan Keempat,
Sejak perjalanan ke Bandung, hubungan kami menjadi lebih dalam, mulai merasa takut kehilangan, takut ditinggal jauh, memikirkan perasaan pasangan, ini tidak seperti satu bulan pacaran. Di bulan keempat ini saya sudah merasa jika "saya" ada di dalam "dirinya". Dan ya, masa Training pertama telah usai!

Bulan Kelima,
Kita habiskan untuk jalan-jalan keliling Jakarta, sebenarnya kegiatan ini sudah kita lakukan dari awal pacaran, dan kami menyukai ini! Satu lagi Hobi yang kami rutin lakukan, Foto dan Ngegig! (ini wajib).

Bulan Keenam,
Hahaha saya merasa lucu dengan semua ini, ada angin apa hingga saya bisa berpacaran selama ini? Enam bulan bukan waktu yang sebentar untuk saya yang terbilang cepat merasa bosan dengan sesuatu.
Setengah tahun sudah dilewati, luar biasa sekali, air mata sudah tidak jarang untuk jatuh. Saya selalu memikirkan masa depan hubungan ini, apakah berlanjut atau selesai?

Bulan Ketujuh,
Ternyata berlanjut, masih tahan hingga bulan ketujuh ini, semakin lucu, semakin bahagia, namun semakin takut, pikiran saya hanya fokus ke laki-laki ini, tidak sedikit cobaan dan godaan yang datang, tidak sedikit waktu yang terbuang untuk memikirkan suatu hal yang negatif, yang membunuh pikiran sendiri. Namun saya memaksakan untuk terus berdiri.

Bulan Kedelapan,
Hari ini 18 Mei 2016, sudah memasuki bulan ke-8, ketika saya menulis ini, saya sengaja membuat kekasih saya marah dan kesal, apa dia tahan dengan kekacauan yang saya buat? Hehehe.
Dari awal menjalin hubungan hingga sekarang, banyak hal yang membuat saya kaget, sebelum kami kenal ternyata dulu kami pernah berada disuatu tempat yang sama, bahkan itu bukan sekali tapi berkali-kali, seperti disebuah studio tempat Papa saya latihan ngeband, diberbagai acara-acara musik, disebuah tukang Es Tebu seberang kantor Mama saya, itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi kenapa baru dipertemukan kemarin-kemarin?
Kesamaan dari diri kami adalah salah satu faktor yang membuat saya selalu nyambung jika berbicara dengan dia, mulai dari musik, film, hobi, bahkan sifat-pun sama. Kelucuan apa lagi ini? Apa kita bisa selalu menyatu dengan semua yang serba sama ini? Tidak ada yang bisa menebak karena semua ada di bawah kendali kami berdua.

Selamat 8 bulan sayang, untuk kamu yang sedang membaca tulisan ini, untuk kamu Berny Rinmodata. Ratusan kilometer telah kita lalui sayang, tapi masih ada jutaan kilometer yang harus kita lalui lagi, tangis dan tawa sudah menjadi teman baik kita, jangan lupa diri karena tawa itu dan jangan pasrah karena tangis itu sayang. Terima kasih untuk kamu, seseorang yang sudah menemani saya untuk menghabiskan waktu, membunuh kebosanan, mengejar senja, menjemput saya di pagi pagi buta, memulangkan saya saat sudah gelap gulita, teman untuk mendengarkan lagu dan mengomentarinya, teman yang siap untuk mendengarkan cerita-cerita basi dihidup saya, teman untuk menumpahkan air mata, teman untuk jalan jalan mengelilingi ibukota, dan teman untuk menertawakan kehidupan.

Adanya kamu dihidup saya membuat semua jauh lebih sempurna, terimakasih untuk kesempurnaan yang sudah kamu berikan. Kamu bukan sekedar kekasih, teman, atau sahabat, kamu adalah semesta dihidup saya. Teruslah menjadi semesta saya hingga rambut ini mulai berubah menjadi putih dan tipis, teruslah membuat saya tertawa dan menangis bahagia agar saya bisa selalu memeluk dan merasakan kamu dihidup saya.

Angka 8 adalah angka unik yang dibuat menyatu dan tidak terputus. Itulah alasan saya baru menumpahkan semuanya di bulan ke-8 ini, saya berharap kita bisa selalu menyatu seperti angka 8 = 18.
Terimakasih jika sudah membaca tulisan ini, walaupun saya tau bahwa kata-kata indahpun tidak akan bisa mewakili betapa indahnya sosokmu untuk saya, bahwa kata dan kalimat ini tidak akan cukup untuk menjelaskan betapa sempurnanya kamu. Terimakasih semesta.

Aku selalu cinta kamu, Berny Rinmodata.



(sayang, kalo udah baca ini, kabarin aku ya, i love you, jangan ngambek lagi ya semestaku #asique)

Jumat, 25 Desember 2015

Vespa-an Ke Bandung

Halo semuaaahhhh, apa kabar? Setelah sekian lama menghilang, akhirnya gue muncul lagi dengan membawa cerita baru. Jadi, awal bulan Desember kemarin tepatnya tanggal 4-6 Desember gue liburan ke Bandung. Dan berdasarkan rikues temen-temen gue yang luar biasa kepo gimana perjalanan gue kesana, akhirnya gue berinisiatif untuk di tulis aja di Blog cemen ini hahaha. Ayolah gue mulai ceritanya.........


Jumat, 04 Desember 2015
Hari jumat masih hari kerja, jadi sebelum berangkat ke Bandung dari pagi sampe sore gue kerja dulu. Mulai pukul 17.30 udah jam pulang kantor, gue nunggu dijemput Pacar gue, dan karena gue udah hafal banget kalo pacar gue ngaret, jadi gue masih leha-leha aja di kantor, akhirnya Jam 6 lewat dia jemput gue, lalu kita berdua mempersiapkan semuanya, apa aja yang mau dibawa dan kesehatan kendaraan kita. Jam 20.00 WIB kita jalan ke Taman Suropati, sampe disana jam 20.30 WIB, ngapain ke Taman Suropati? Kok gak langsung jalan? Iya, jadi gue ke Bandung gak cuma berdua, tapi ber-4, selain sama pacar gue, ada temen pacar gue juga yang akan ikut Vespaan ke Bandung.
Oiya untuk yang belum kenal, pacar gue namanya Berny, Berny Rinmodata, tepat tanggal 18 Desember kemarin kita 3 Bulan, hahaha baru ya? ya gapapalah, membuat moment yang unik kan gak harus liat usia suatu hubungan. Ok lanjut, selain ada Berny, ada 2 temen gue dan Berny yang bernama Iqbal dan Farah, mereka pasangan juga. Jadi kita ke Bandung Ber-4 dua Vespa, berpasangan.
Sesampainya di Taman Suropati, ternyata Iqbal dan Farah udah nunggu dari jam 7 malem, hahaha budaya ngaret emang gak bisa ilang. Gue sempetin makan dulu di Tamsur, makan nasi goreng gila, enak nasi gorengnya, eh itu gak penting ya? maap maap hehehe. Akhirnya kita ber-4 start jam 21.30 WIB, ngambil jalur dari Tamsur ke Arah Bogor - Puncak - Cianjur - Padalarang - Cimahi - Bandung. Sebelum perjalanan panjang, Berny harus isi bensin dulu, akhirnya kita isi bensin di Cikini. Dan perjalanan dimulai...........

Perjalanan awal masih biasa-biasa aja, sempet kena macet di Pasar Kramat Jati kalo gak salah, disitu Vespanya Berny banjir, jadi harus berhenti dulu, ketika jalan udah agak lancar, baru deh gue sama Berny ngelanjutin perjalanan, si Iqbal sama Farah udah duluan. Akhirnya masuklah menuju kota Bogor, yang gue gak tau itu lewat mana, tapi jalanannya tuh lurus aja, baru jalan sebentar tapi pantat gue udah ngoceh, katanya pegel, ya gimana gak pegel kalo Single Seat dipake buat Double Seat, untung badan gue dan Berny kaya fossil, kurus, jadi muat muat aja hehehe, ya tapi walaupun pegel, gue nikmatin perjalanan banget. Tapi akhirnya gue minta berhenti dulu buat istirahat, jam 12.00 malam sampe di Pom Bensin Sh*ll untuk rehat, kenapa disitu? Karena lebih bersih aja hahaha (mau ngaso aja milih ya). Cukup lama istirahat disitu akhirnya kita ngelanjutin perjalan lagi.

Ranje (Berny) & Merah (Iqbal) at Sh*ll Bogor


Sabtu, 05 Desember 2015
Karna jam 12 malam udah ganti tanggal, berarti harinya juga udah ganti dong. Ok lanjut. Jam setengah 1 Malem kita start lagi ngelanjutin perjalanan, jalan terus-terusan lurus, untuk membunuh ngantuk dan kebosanan, si Berny ngebut, kalo dia udah mulai capek ngebut, kita berdua isi dengan bercanda. Tanpa disadari, ternyata udah sampe Gadog (Puncak) aja, gue sama Berny sempet nungguin Iqbal di Gadog, kok lama banget ya kayaknya tadi dia dibelakang kita (kata gue dalem hati), eeeehh ternyata dia udah jauh didepan hahaha dan dia ngabarin kalo lagi ada razia di Gadog, tapi alhamdulillah kita ber-4 aman dari razia itu. Udah memasuki kawasan puncak dan tengah malam, ngantuk mulai datang, jadi Berny mau ngebut lagi, apalagi keadaan tanjakan, kalo gak dikebut nanti Vespanya mati. Sebelum ngebut, Berny isi bensin lagi, si Ranje (vespanya Berny) emang agak boros, jadi makannya banyak. Habis isi bensin, perjalanan kembali dilanjutkan, udah lumayan jauh dan lewat at-ta'un (Masjid ikon puncak) sekitaran jam 2 malem si Iqbal ngerasa kalo ada yang gak beres di Vespanya, akhirnya kita ber-4 minggir untuk ngecek, setelah di cek alhamdulillah gak ada problem berat di Vespanya Iqbal, tapi malah si Ranje yang agak problem, Remnya agak nge-blong, gak pakem, hahaha mana dijalanan puncak naik turun gunung yang terjal terjal, tapi semua masih bisa terkendali, gue dan Berny jalan terus ngelanjutin perjalanan, setelah di sadar-sadar, kita berdua baru sadar kalo Iqbal ketinggalan jauh di belakang, akhirnya kita berdua minggir lagi untuk nunggu mereka, tapi setelah ditanya, ternyata Iqbal dan Farah lagi makan Sate Maranggi, Farahnya laper hahaha. Iqbal nyuruh gue dan Berny jalan duluan, akhirnya kita berdua jalan duluan, dengan keadaan rem yang gak pakem, perjalanan harus tetap dilanjutkan, akhirnya memasuki kawasan Cianjur, lewatin kawasan Cianjur jam 3 pagi emang lumayan bikin deg-degan sih, karena keadaan lampu jalanan yang bener-bener minim, udah gitu ada motor yang mencurigakan didepan kita, dengan perasaan suudzon, tapi ternyata orang itu gak ngapa-ngapain ke kita berdua jadi ya cuma orang biasa aja hahaha, tapi gue dan Berny udah siap badan kalo misalnya terjadi suatu hal yang gak diinginkan, tapi alhamdulillah gak ada apa-apa sampe akhirnya kita sampai di lampu merah perpecahan ke arah Sukabumi dan Bandung, sebelum lampu merah ada warung pinggir jalan, akhirnya gue dan Berny nunggu Iqbal disitu, kita berdua rehat disitu lumayan lama, udah mesen kopi sama Aqua satu, oiya, satu lagi, mesen kacang.
Ranje di depan Warung dekat Lampu Merah Perpecahan Sukabumi-Bandung
Akhirnya yang ditunggu datang, Iqbal sama Farah datang, si Iqbal mulai ngerasa ngantuk jadi dia mau ngopi ngopi dulu di Warung situ, sambil berbincang-bincang, gue mulai melihat jam dan ternyata udah hampir jam 4 lewat, malah udah adzan subuh. Gila! Gak berasa bor! Akhirnya kita jalan lagi, Berny sempet nanya ke aa' di Warung, katanya ke Bandung bisa 4 jam-an lagi. Dan akhirnya kami ber-4 lanjutin perjalanan lagi. Mulailah masuk ke kawasan Padalarang, di Padalarang jalanannya bener-bener lurus, Ya Allah Ya Rabb itu berasa banget ngantuknya, Berny aja ngantuk apalagi gue yang baru Touring sekali, akhirnya gue minta minggir dulu di Pom buat cuci muka, setelah cuci muka, sempet ketemu anak Vespa Extreme yang lagi touring juga di Pom Bensin Padalarang, mereka dari daerah Jakarta Timur kalo gak salah, udah berbincang sedikit, akhirnya gue dan Berny pamit untuk lanjutin jalan lagi. Si Iqbal dan Farah udah duluan.
Perjalanan kembali dilanjutkan, Matahari mulai muncul, ada kabut di jalan, di kanan kiri ada sawah yang luar biasa indah, Gue dan Berny terpukau sama pemandangan di Padalarang. Akhirnya kita masuk ke perbatasan Padalarang - Cimahi jam 6 pagi, ternyata si Ranje mau makan lagi, bergegaslah kita mencari pom bensin, akhirnya ada di Cimahi, isi bensin dan istirahat sebentar, kita ber-4 kembali melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Di luar ekspektasi, ternyata jam 7 kurang kita udah sampe di Bandung dengan selamat.
Sesampainya di Bandung, kita ber-4 mulai mikirin dimana kita mau nginep, sebenernya gue udah cari cari di internet, dan udah dapet tempat penginapan, tetepi karena letaknya yang terlalu dekat dengan Saritem (yang gak tau bisa cek mbah gugel), akhirnya kita ber-4 setuju gak jadi nginep disitu, akhirnya kita mulai cari lagi penginapan lain, ada di Jl. Lodaya, setelah di kroscek, harga penginapan disitu gak sesuai sama budget backpacker kita hahaha. Akhirnya kita keliling Bandung mulai dari Lodaya ke Dago, ke Pasteur, ke Ciampelas, muter-muter nyari penginapan yang cocok, tapi gak ketemu. Karena kita ber-4 udah buntu pikiran mau nginep dimana, badan udah kotor, mata ngantuk, laper, dengan kesabaran hati yang luvvar biyasah akhirnya Iqbal dan Berny menghubungi anak Vespa yang ada di Bandung, namanya bang Irfan. Dari Ciampelas kita harus balik lagi ke Pasteur buat ketemuan sama bang Irfan, jam 9 pagi kita baru dapet tempat penginapan yang murah dan berada di belakang Paris Van Java. Disini gue sekamar sama Farah, dan Iqbal sama Berny. Karena pas di Puncak rem Vespa Berny gak pakem, akhirnya si Iqbal dan Farah yang mau ke Bengkel sekalian mau cari  minimarket, ditemenin sama bang Irfan, dan gue sama Berny makan di depan kostan.
Di kostan ini ada beberapa insiden yang lucu, pertama, kamar yang gue tempatin banjir sama air dari kamar mandi, iya, air selokan, air comberan, kacau. Akhirnya gue pindah kamar. Terus kamar satu lagi, gemboknya gak bisa dibuka, akhirnya harus di copot dulu pintunya. Baru bisa istirahat ya sekitaran jam 2 siang. Dan kami semua istirahat sampe abis Maghrib.

Awalnya alasan gue ke Bandung adalah mau nikmatin Sunset di Bukit Moko, tapi berhubung baru istirahat sebentar dan Bandung diguyur hujan, kita ber-4 baru bisa berangkat ke Moko jam 7 Malam. Gue sempet bete dan kecewa sih karna gagal nikmatin sunset di Moko, tapi yaudahlah mau gimana lagi. Terus kita ber-4 jalan ke Moko ditemenin sama Bang Irfan dan Pacarnya, dan satu lagi ada Bang Arga dan Pacarnya, jadi ada 4 motor yang berpasangan. Trek/jalan untuk sampe ke atas Bukit Moko cukup sadis bor, jalannnya cuma cukup untuk 1 mobil, tanjakkan dan turunannya bener-bener terjal, kalo untuk aspal sih gak ada masalah, jalanannya udah bagus. Seperti yang gue bilang di awal, kalo di tanjakan, Vespa tuh harus to the point, kalo ngga ya Vespanya bisa mati. Akhirnya Berny narik gas terus sampe atas biar si Ranje gak mati mesin. 3 motor yang lain masih jauh di belakang, jadi gue sama Berny nunggu mereka di warung pinggir Bukit, nunggu sekitar 15menitan, akhirnya mereka datang dan mereka juga mau ngopi2 dulu di warung situ.

View  City lights Bandung dari Warung pinggir Bukit
Bete gue lumayan hilang sih ketika ngeliat City Lights Bandung, indah banget! Setelah kita ber-8 ketawa ketiwi di situ, kita pun melanjutkan jalan untuk terus ke atas sampe mentok, kata ibu-ibu warungnya sih udah deket, ternyata emang udah deket. Makin keatas, tanjakkan makin tinggi, tapi kita semua mau nekat ngelanjutin, dan akhirnya kita ber-8 sampe di atas. Mampir ke Warung Daweung Bukit Moko untuk makan malam disitu, view dan tempatnya juga bagus, cuma harganya lumayan muahal, buat pipis aja bayar ceban/bayar masuk ke situ hahaha. Yaa tapi worth it lah sama pemandangan yang dikasih di Warung Daweung. Karena warung udah mau tutup akhirnya kita turun dari Bukit Moko jam 1 malam.

Minggu, 06 Desember 2015
(Karena udah jam 1 malam, berarti udah ganti Hari dan Tanggal dong) Lanjut! Nah disini kepanikan gue dan Berny mulai menjadi-jadi, ban Ranje licin, untuk turunan dalam keadaan setelah hujan ya jadinya serem, bisa kepleset, kanan kiri jurang, habislah kalo sampe terjun. Berny aja panik buat turun, mana tengah malem, apalagi gue yang cuma bisa komat kamit baca doa dalem hati, karena sering ngerem dan nahan, tangan dan kakinya Berny sempet kram, tapi alhamdulillah gak kenapa-napa. Untungnya, rem Ranje udah di Service, coba kalo belum, tamatlah kita berdua.
Setelah deg-degan selama turun dari Bukit Moko, akhirnya kita sampe juga ke kota Bandung lagi. Udah di jalan raya, Berny ngerasa ada yang gak beres sama ban Ranje, ternyata ada sesuatu partikel (yang gue gak tau itu namanya apa) hilang, mungkin penyebabnya karena selalu tahan rem saat turun dari Bukit Moko. Dan saat itu udah jam 2 pagi, mau cari bengkel yang jual baut/semacamnya juga susah, karena anak Vespa adalah anak-anak yang pantang menyerah dan penuh dengan kesabaran, akhirnya di akalin sama Berny dan yang lain, tapi ternyata gak kuat bor, ban Ranje tetep oleng, Udah hampir naik ke Jembatan Pasupati, akhirnya gue sama Berny muter balik dorong motor sampe bengkel yang jaraknya gak jauh banget, tapi gak deket juga. Jam 2 malem, dorong-dorong motor, di Kota orang, mantap! Hal yang nyangkut banget di otak gue, sebuah kenangan manis. Yang lain kemana? Yang lain nunggu di pinggir jalan dekat jembatan Pasupati, gue dan Berny yang nyuruh mereka nunggu karena mereka juga kelihatannya udah ngantuk dan lemes. Sampe di bengkel, abangnya bantu ngakalin ban Ranje, dan mau gak mau ban Ranje di getok sampe kekunci, bautnya udah gak berbentuk, yang penting kuat dulu. Masalah ban selesai untuk malam itu, kita ber-8 mulai misah, Bang Arga dan pacarnya misah, Bang Irfan dan pacarnya nganterin kita ber-4 ke kostan. Sampe kost-an jam 3 pagi lalu kita semua langsung istirahat. Akhirnya mata gue bisa merem!

Yang tadinya rencana untuk pulang ke Jakarta jam 3 Sore kayaknya harus pupus, karena baru bangun tidur jam 12 siang hahaha. Bangun semuanya, langsung mandi, pamit sama Ibu Kost, lalu kita janjian lagi sama Bang Irfan buat muter-muter ke Bandung Kota. Sambil nunggu Bang Irfan, Ranje harus dikasih makan lagi, akhirnya kita ngisi bensin di daerah Pasteur yang gak jauh dari kostan. sebelum menikmati kota Bandung, yaa namanya calon ibu-ibu, gue dan Farah mau minta mampir ke Toko Brownies Amanda buat beli oleh-oleh, setelah dari situ, kita diajak untuk liat Gedung Sate, sayangnya disitu gak bisa foto-foto karena ada satpamnya. Setelah dari Gedung Sate, kita diajak ke Jl. Braga - Museum Konferensi Asia Afrika - Alun alun Bandung (Masjid Agung Bandung). Di daerah Alun-alun Bandung lagi ada bazar makanan gitu, lalu ada hiburan musiknya (Harus gue akuin, seniman Bandung emang gila-gila, skillnya, fashionnya, semua ada di Kota Kembang ini), karena Berny adalah seorang musisi, mulai dari sini kita berdua sepakat akan sering-sering ke Bandung, entah seharian atau berminggu-minggu, dan semoga itu kesampean. di Alun-alun atau Masjid Agung Bandung, kita heran kenapa karpetnya unik banget pake rumput sintetis, tapi kita gak sempet masuk kedalem karena waktunya yang udh mepet. Jam 6 sore kita memutuskan untuk meninggalkan Jl. Braga.

Gue dan Berny di JL. Braga


Ranje, Vespa Iqbal dan Vespa Irfan di Depan Museum Konferensi Asia Afrika

Dari kiri ke kanan (Gue - Berny - Bang Irfan - Kak Visi - Farah - Iqbal)

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi" - Pidi Baiq. (Quotes ini ada di terowongan dekat Alun-Alun Bandung)
Lalu kita makan Bebek Goreng di Jl. Cipaganti No. 75J untuk makan malem. Bebeknya enak banget, sambelnya pedes, adanya disebelah kiri ya! (Promosi biar kapan-kapan dapet Gratisan). Jam udah nunjukin jam 7 lewat, akhirnya kita bergegas buat pulang ke Jakarta. Kita pamit ke Bang Irfan dan pacarnya, lalu dari Jl. Cipaganti kita harus balik lagi ke daerah Pasteur, karena jalur yang kita pake untuk sampe ke Cimahi agak beda sama jalur saat berangkat. Kita lanjut perjalanan dengan mengandalkan Waze (itu loh, aplikasi yang ngehitz). Ketemulah jalur Cimahi, kalo dari Cimahi, jalur yang kita untuk pulang tetep sama kayak jalur berangkat yaitu lewat Cimahi - Padalarang - Cianjur - Puncak - Bogor - Jakarta. Jalan pulang terasa lebih cepat, gak terjadi apa-apa selama di perjalanan, tapi.............


Senin, 07 Desember 2015
(Udah jam 1 malem, berarti udah ganti Hari dan Tanggal dong) Lanjut! Ternyata baut di ban Ranje kendor lagi saat kita di tengah hutan daerah Cianjur, "Ya Allah ini tuh udah jam 1 malem, mau sampe Jakarta jam berapa..." Batin gue menjerit #saik Tapi teteplah, apapun kondisinya, gue gak bakal ngebiarin pacar gue kesusahan sendirian, berusaha nyari bengkel, jalan pelan-pelan, sempet ada 2 bengkel yang kita samperin tapi ternyata disitu gak bisa dan gak mau bantuin, tapi Alhamdulillah ada satu bengkel yang mau bantuin kita ya walaupun abangnya judes banget. Ban Ranje udah bener-bener kenceng, kita langsung tembus lagi ke arah Puncak.
Masuk kawasan Bogor, mata gue udah gak kuat banget nahan ngantuk sampe mau jatoh dari Vespa, tapi tetep aja gue sama Berny ketawa ketiwi, akhirnya ada inisiatif aneh terlintasdi kepala, Berny minta gue ngelepas gesper (ikat pinggang) nya dia, lalu di lilit ke badan gue dan dia, jadi kayak di taliin gitu biar gue gak jatoh di jalan, ya kalaupun jatoh juga berdua kan hahaha. Disitu gue berasa kayak anak kecil yang bener-bener gak bisa tahan ngantuk banget, gue nengok ke Farah dia juga sama, matanya udah merem aja untungnya gak jatoh. Rumah Farah adanya di Ciputat, jadi dari Bogor kita ambil ke arah Ciputat, udah sampe di Ciputat kita misah, Iqbal dan Farah pulang, gue dan Berny pulang. Selama perjalanan berdua dari Ciputat, gak ada perbincangan apapun antara gue sama Berny karna udah capek banget, waktu udah nunjukin jam 3 Pagi, dan akhirnya gue sampe rumah!
Didepan rumah gue, gue dan Berny sempet berantem kecil karna ada tukang tembak Tikus. Jadi gini, Berny itu orangnya kalo ngiliatin orang gak bisa biasa aja, pasti mukanya kayak ngajakin berantem, gue kesel sendiri, kesel karena gue takut dia ditembak pake senapan si pemburu Tikus itu. Tapi Alhamdulillahnya langsung baikan saat itu juga sih (masa abis jalan-jalan berantem) dan Berny gue suruh langsung pulang. Lalu paginya, gue harus kembali kerja. liburan selesai!


Dari perjalanan ini, gue mendapat sesuatu yang baru, pengalaman yang baru, cerita yang baru buat gue bagi ke semua orang yang gue kenal. Gimana caranya membunuh waktu saat bosen dijalan, gimana rasanya ngalahin perasaan bete karna gak bisa liat Senja di Bukit Moko, gimana rasanya ngelawan ketakutan di turunan terjal saat turun dari Bukit Moko, kesabaran hati dari orang-orang yang bersama gue dan Berny saat ada Trouble Vespa jam 2 malem, kesabaran hati saat perjalanan pulang Ban Ranje Trouble lagi, kesetiaan Berny yang rela nemenin dan nganterin gue ke Bandung.
Perjalanan ini bukan perjalanan biasa, apalagi gue yang belum pernah sama sekali Vespaan sampe sejauh ini, terlalu banyak obrolan antara gue dan Berny di jalan sampe gue lupa apa aja obrolan itu. Bandung udah ngasih kita sebuah kenangan manis, kenangan yang mungkin gak bakal bisa gue lupain sampe tua. Keindahan kotanya, keindahan Moko, Braga, Alun Alun Bandung. Belum semua tempat bagus di Bandung gue kunjungi, tapi itu malah jadi alasan untuk gue balik lagi ke sana, dan itu pasti.

Sejauh ini, gue mau bilang terimakasih untuk Allah SWT yang sudah melindungi kami semua saat diperjalanan berangkat hingga selamat kembali sampai di rumah, Orangtua yang sudah mengijinkan untuk jalan (walaupun awalnya engga hehehe), untuk Iqbal dan Farah yang udah mau ikut seru-seruan bareng, Bang Irfan dan Kak Visi - Bang Arga dan Kak Imel yang udah mau ngajak muter muter kota Bandung dari kampung sampe Kota, Ibu Kost yang kamarnya udah bikin sepatu saya kerendem air comberan, Tukang nasi goreng gila di Tamsur yang udah bikin gue kenyang sebelum berangkat Touring, Pengamen kocak di Tamsur yang rasanya mau gue gamparin tapi dia terlalu kocak dan ngasih hiburan sebelum kita semua berangkat.
Terimakasih untuk Bandung yang sangat manis dari pelosok hingga kotanya dan sudah menyambut kami semua lewat rintikan hujan-hujan kecil. Dan yang terakhir terimakasih untuk pacarku Berny Rinmodata yang udah setia dan sabaaaaaaaaaaaaaaar banget ladenin gue yang moody-an parah dari yang lagi ketawa-ketiwi tiba-tiba bisa langsung diem seribu bahasa, yang udah bantuin gue biar gak ngantuk di jalan lewat becandaannya, yang semangatin gue terus buat kuat di jalan, yang hibur gue ketika bete, yang ngeyakinin gue kalo kita bakalan bisa balik lagi ke Moko buat liat Senja, tepatnya balik lagi ke Bandung buat ke tempat The S.I.G.I.T. Terimakasih ya sayang, Aku Cinta Kamu.

Gue dan Berny di depan Museum Konferensi Asia Afrika
P.S : Buat yang kepo berapa budget yang gue dan Berny keluarkan, bisa langsung lari ke line (taniasta).

Cheers and see you at next our Touring with Love!!
- Thania Astavarie -

Sabtu, 29 Agustus 2015

Datar

Ada kesedihan yang mendalam dan kebahagian yang memuncak diwaktu bersamaan. Entah apa yang telah terjadi dan telah diputuskan.
Semua berlalu, cepat, bahkan terlalu cepat.

Kemungkinan baik dan buruk berputar didalam kepala, resiko positif negatif selalu bergantian berdatangan. Ada satu hal yang aku tidak mengerti, apakah ini benar? Atau semua fana? Atau ini hanya sesuatu yang aku ciptakan dari fantasiku sendiri? Tidak ada jawaban.

Semua masih sama, masih terasa hampa, aku masih merasakan gelap, aku masih merasakan perihnya debu itu, aku masih dapat mendengar teriakan yang berasal dari kepalaku. Tidak ada yg lebih baik, tidak ada yang lebih buruk. Datar.
Semua terasa seperti berjalan di suatu garis vertikal ataupun horizontal.

Minggu, 21 Juni 2015

Gelap

Saat ini pukul 02.00 WIB. Entah ada apa, tetapi mataku tidak dapat terpejam, mungkin ada sesuatu yang aku rasakan tetapi ku paksa untuk tidak dipikirkan.
Kini aku sedang merebahkan badan, memakai selimut dengan keadaan lampu yang mati dan tanpa musik sama sekali.
Mungkin aku sedang bosan dengan keramaian, atau aku sedang lelah dengan kehidupan.
Tulisan pertama di bulan ramadhan ini sepertinya bukan tulisanku yang terbaik, mungkin karna pengaruh dari perasaanku yang sedang tidak baik-baik saja.
Aku bingung, apa masalah yang sedang mengganjal di hatiku ini. Mungkin karna semua masalah yang sedang aku hadapi tidak berbuah baik, dan belum menemukan jalan keluar.
Ada sesuatu yang aku rasakan tetapi tidak dapat aku curahkan, entah apa sesuatu itu.
Mungkin ini yang dinamakan resah atau gelisah? Haha. Aku terlalu awam untuk merasakan itu.

Belakangan ini aku sedang menggilai sebuah lagu berjudul "Bantal Keras - Sore", begini penggalan liriknya
"Dan salahku semua hilang, terhempas kemarau waktu yang menggarang".
Ada suatu ketertarikan dengan lagu itu, dengan liriknya yang dalam. Dan belakangan ini lagu itu menjadi lagu penghantar tidurku. Repeat repeat repeat hingga saat bangun handphone-ku sudah dalam keadaan mati.

"Dan bila, melati menari rindukan kau. Akankah sahabat menungguku jika beranjak senja menuju ufuk".

Selamat malam, aku akan tidur.

Rabu, 19 Maret 2014

Lagu Kesepian

Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan.....
Kau bawa parau, berserak dihalaman, hingga kekeringan......
Oh dimana terang yang kau janjikan? Aku kesepian
Sepi....sepi

Ada yang tau sepenggal lirik diatas?Itu adalah suatu lirik lagu dari sebuah Band ternama asal Indonesia yaitu Efek Rumah Kaca, yang saya bahas kali ini bukanlah tentang Band ini ataupun judul lagunya, tetapi apa yang saya resapi dari penggalan-penggalan dari lirik lagu "Lagu Kesepian" itu.

Tidak, ini bukan soal benci, tetapi soal menagih janji. Janji seseorang yang mungkin saya rasakan, sayangnya....saya hanya merasakan hanya di awal-awalnya saja. Bukan, ini bukan soal kesedihan yang saya alami, tapi soal kesepian yang saya rasakan.
Dimana terang yang kau janjikan? Aku kesepian
Kamu tidak selalu membawa gelap, tetapi begitu juga dengan terang, kamu tidak selalu membawanya.
Redup, sendu, sepi, di hati saya. Tidak melulu karenamu, tapi karena tingkahmu. Selalu.

Selalu melakukan kesalahan yang sama, sama dan sama. Meminta maaf dengan alasan yang sama dan selalu sama. Tulisan ini bukan tentang sarkasme, tapi tentang penyadaran, karena seharusnya kamu tau ada sesorang disini yang sedang menunggu terang, selalu terang, tanpa redup dan tanpa kegelapan.

Kamis, 07 Februari 2013

90an

"PONN!!!! Tania ketahuan, udah keluar aja"
Tau itu pas dipermainan apa? Petak Umpet. Masih inget dong? Bahkan bukan cuma Petak Umpet aja, ada Tak Jongkok, Tak Buaya, etc.
Huftttt mau mengenang tahun-tahunnya gue masih nenen sama mamah nih, eh ngga sekecil itu-_- Mau mengenang masa kecil aja. Dulu nih jamannya gue kecil, mainnya masih Tamagochi, Gameboy, Sega, belom ada tuh yang namanya IPad, Ipun, Bebe, tablet, kapsul apelagi. Jaman gue kecil tuh tahun 90an masih asik-asiknya main Petak Umpet tiap sore sampe sebelom maghrib kalo nggak mamah bakalan bilang gini "Kalo belom pulang sampe Maghrib nanti diambil Kalong Wewe!". Jujur, sampe sekarang gue belom tau Kalong Wewe itu gimana bentuknya....
Ada juga permainan yang namanya Tak Umpet Sendal, jadi kalo Petak Umpet itu orangnya yang ngumpet, kalo Tak Umpet Sendal itu sendal kita sebelah yang diumpetin. Oiyah, ada hubungannya juga kalo lagi main itu keterusan sampe maghrib mamah gue bakalan bilang gini juga "Kalo belom pulang sampe Maghrib nanti sendalnya diambil Kalong Wewe!". Kalo yang ini gue pernah ngerasain gimana ilangnya sendal sebelah entah kebetulan diambil Kalong Wewe apa guenya yang lupa ngumpetin dimane-_-
Ada permainan Galasin, Yoyo, Karet, etc. Tiap hari minggu saatnya Marathon Kartun-kartun kalo yang gue inget nih kartun cuma Robocop sama Hatchi. Selesai Marathon Kartun, udah saatnya Sega keluar dari tempat persembunyian, inget kan yang kasetnya kota gitu kaya kaset Radio? Pas mau dimainin terus gabisa, pasti seganya dimiring-miringin dulu. Terus mainnya Tazos yang didapetin dari Chiki gitu, ngumpulin sebanyak-banyaknya deh. Kalo Film ditahun 90an yang lagi ngehits itu pasti Filmnya Suzanna, Si Doel, Keluarga Cemara, Pernikahan Dini, Tersanjung. Permainan udah, Kartun juga, Film juga udah, Makanan nih yang belom. Kalo buat makanan gue post fotonya aja ya. Biar Flashback sendiri....

1. Coklat Payung



2. Permen Susu





 3.Tazos (Ini nih yang di "Tosss")


4. Anak Mas (Ini yang paling Booming di jamannya, tapi dari yang gue denger, Anak Mas terakhir produksi bulan Desember lalu guys:'")



5. Anak Mamee (Ini juga Booming banget tahun 90an)




Gue ngepost ini sebenernya iseng, tapi sedikit prihatin juga sih sama anak sekarang, tahunnya 90an tahun kita lagi masa-masanya main permainan daerah gitu, dan belum ngerti gadget:)) Beruntung banget kita yang bisa main sama temen-temen kecil dulu tanpa harus ada yang sibuk sama gadgetnya sendiri:)

Segini dulu postinganya, thankyou buat yang sempetin baca;D